"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". (QS. Ar Ra'ad, 28)

Sabtu, 02 April 2011

Selayang Pandang "MAJLIS DZIKIR AL-KHUDRO"


 



Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT,serta memohon shalawat dan salam ke atas RasulNya yang mulia, para sahabat dan para pengikutnya yang mempertahankan perjuangan agama yang benar.
Dengan nama Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi, yang telah memberikan keberkahan, kenikmatan, ketenangan, dan ketenteraman kepada orang-orang yang selalu menyebut namaNya dan senantiasa mencintaiNya.
Majlis Dzikir Al-Khudro didirikan pada Tahun 2003, atau tanggal 1 Muharram 1426 H dengan tujuan awal sebagai tempat berkumpul untuk mengadakan dzikir bersama secara rutin tiap malam jumat.
Dzikir berjama’ah menjadi konsep yang mendasari majlis ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan berangkat dari pengalaman dan perenungan tentang situasi jaman serta kehidupan manusia di abad modern sekarang ini.
Pada jaman ini, sebagian besar manusia berada dalam kekhawatiran dan kegelisahan, mengingat begitu banyak berbagai macam musibah, peristiwa yang menggemparkan, kesulitan hidup, tingginya tingkat pelanggaran norma susila dan agama, kemerosotan moral dan akhlak.  Oleh karena itu, dibutuhkan ’obat’ bagi orang yang mengalami hal-hal tersebut, baik secara infiradi maupun ijtima’i, yaitu dengan melakukan pendekatan kepada Allah SWT melalui dzikrullah.
Keutamaan dzikrullah memiliki manfaat umum, juga kebaikan yang akan menghasilkan kesembuhan dan kedamaian. Karena Allah SWT tidak akan mengabaikan mereka yang selalu berdzikir di waktu pagi dan petang.


Dan pada suatu saat nanti hal tersebut akan menjadi suatu kenyataan bahwa nama Allah Yang Maha Suci akan mendatangkan ketenteraman hati dan ketenangan jiwa, sebagaimana firmanNya :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.  Ingatlah , hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’ad : 28).
Dalam perkembangan selanjutnya mulailah diadakan pengajian berupa membaca Al-Quran, pengkajian ilmu-ilmu agama Islam, seperti tauhid, fiqih dan tasawuf, juga musyawarah yang berkaitan dengan kemasyarakatan, dan diskusi tentang keagamaan.  Pada saat itu kegiatan hanya diperuntukan bagi laki-laki dewasa atau para bapak. Pesertanya pun baru 7 orang.
Program ini diselenggarakan sebagai ajang menuntut ilmu agama sekaligus mendapatkan pemahaman yang tepat dan benar terhadap nilai– nilai spiritual yang diajarkan Rasulullah SAW.
Disadari atau tidak bahwa dewasa ini semangat Umat Islam dalam mengamalkan perintah-perintah Allah SWT begitu lemah. Perintah Allah yang wajib sudah banyak diabaikan, sementara sunnah Rasulullah SAW makin ditinggalkan.
Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti ; makam para ulama terdahulu yang banyak berjasa pada umat Islam melalui penyebaran,  pengajaran, dan pembinaan Ilmu Agama. juga situs dan peninggalan (petilasan) masa lalu mereka.  Hal ini dimaksudkan sebagai upaya penelurusan jejak perjuangan tokoh-tokoh besar yang namanya telah mengharumkan bumi dan tetap terukir dalam sejarah kehidupan umat manusia. Terutama napak tilas perjuangan mereka yang berada di wilayah Banten menjadi perhatian tersendiri.
Tempat-tempat yang pernah dikunjungi tersebar di berbagai daerah seperti Banten, Cirebon, Karawang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Banjarmasin (Kalsel).  Adapun lokasi tersebut adalah sbb :
A. Serang
1.  Sultan Maulana Hasanudin
2. Sultan Maulana Yusuf
3. Sultan Abu Mafakhir
4. Sultan Ageng Tirtayasa
5.  Pangeran Aliyudin
6. Pangeran Aryadillah
7. Pangeran Ali  - Kenari
8. Panembahan Purbanegara - Kenari
9. Syekh Abdurahman (Patih Gula Geseng)
10. Syekh Ahmad Khotib
11. Tubagus Buang
12. Syekh Yusuf - Tasikardi
13. Syekh Muhammad Sholeh - Gunung Santri 
14. Patilasan Ki Buyut Mangun Tapa - Karang Bolong
15. Patilasan Wali Nenjo - Taktakan
16. Patilasan Goa Umbul - Sentul Kragilan
17. Benteng Surosowan - Banten
18. Goa Banten Girang
19. Gunung Punclet - Padarincang
20. Pangeran Singarajan - Pontang
21. Syekh Nawawi - Tanara
22. Nyi Mas Ratu Gamparan - Ciomas
23. Pangeran Jagaraksa - Baros
24. Nyi Mas Ratu Qosidah - Baros
25. Nyi Mas Ratu Ratnasari - Baros
26. Tubagus Ahmad & Tubagus Khuluk    - Tengkele 
27.  Ki Mas Jong Agus Ju — Banten  Girang
28.  Nyi Buyut Klincir Putih -  Cibebek
29.  Syekh Mas Khaer - Curug
30.  Ki Buyut Angga Derpa - Curug
31.  Ki Mas Jaya -Boru
32.  Ki Kacip - Cicae

B. Pandeglang

1. Syekh Mansyurudin - Cikaduwuen
2. Syekh Mas Asnawi - Caringin
3. Syekh Mas Daud - Cigondang 
4. Abuya Mukri - Karabohong Labuan
5. Syekh KH. Muhammad Akhyar - Karabohong Labuan
6. Syekh Husin - Carita
7.  Nyi Mas Ratu SukaSalamah - Cakrawali Cadasari
8. Abuya Dimyati - Cadasari
9. Patilasan Nyi Mas Ratu Gandasari - Panimbang
10. Syekh............................ - Sumur

C. Lebak

1. Nyi Mas Ratu Siti Badriyah - Binuangeun
2. Cucu Prabu Kian Santang - Sajira
3. Baduy dalam - Lebak

D. Tangerang

1. Pangeran Jaga Lautan (Syekh Saefulloh) - Pulo Cangkir
2. Syekh Hasan Basri - Cakung Kresek
3. Syekh Astari - Cakung Kresek

E. Lampung

1. Raden Intan - Kalianda Bandar Lampung

F. Karawang

1. Syekh Qurotul 'Ain
2. Syekh Bentong

G. Cirebon

1. Sunan Gunung Jati
2. Nyi Mas Ratu Campa 
3. Syekh Dzatul Kahfi
4. Nyi Mas Ratu Gandasari - Pamuragan
5. Syekh Bayanillah
6. Pangeran Cakrabuana

H. Banjarmasin (Kalsel)

1. Syekh Hasan Al-Kudri - Martapura

I. Makam Wali Songo

1. Sunan Ampel
2. Sunan Drajat
3. Sunan Muria
4. Sunan Giri
5. Sunan Bonang
6. Sunan Gresik
7. Maulana Malik Ibrahim
8. Sultan Syarifudin (Sultan Banten ke 12) - Surabaya

J. Masjid - masjid Kuno

1. Masjid Agung Banten
2. Masjid Kuno Kenari - Kasemen
3. Masjid Kuno Al-Khodro - Cilegon
4. Masjid Kuno Caringin
5. Masjid Kuno Carita
6. Masjid Kuno............. - Pontang
7. Masjid Gunung Jati - Cirebon
8. Masjid Wali Songo

Dengan mengetahui kisah hidup para Auliyaullah, ulama, dan orang-orang sholeh tersebut diharapkan menjadi cermin bagi ahli jama'ah dalam menyikapi perkembangan jaman sekarang.  Juga banyak sekali menemukan refleksi pengamalan Qur'an dan Sunnah yang dicontohkan Rasulullah di dalam diri mereka. Selain itu kepiawaian serta keunikan dalam memadukan unsur-unsur budaya dan adat istiadat daerah setempat menjadi ciri tersendiri ketika menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam.  Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan dan ketinggian ilmu yang dimiliki serta dihiasi dengan akhlakul karimah yang indah dan mempesona.
Jati diri yang ulung, budi pekerti yang luhung, serta jiwa yang mumpuni merupakan pakaian insaniyah yang selalu dikenakan pada saat menunaikan perintah Allah dan Rasul.  Sehingga kehadiran mereka di tengah-tengah umat manusia menjadi sangat berarti dan dibutuhkan.   
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari mereka, baik yang berupa pesan, wasiat dan atau prilaku serta lampah menuju hidup mulia di sisi Allah SWT.
Keunikannya yaitu dalam hal menterjemahkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bahasa dan kebiasaan masyarakat yang didakwahi, sehingga nilai-nilai Islam dapat secara mudah dipahami dan meresap ke dalam jiwa umat manusia. 
Mereka amat menjunjung tinggi kehormatan diri, kemulyaan ajaran agama, dan keluhuran akal budi dengan berpandukan wahyu-wahyu ilahiyah.  Kesempurnaan pencapaian Jati Diri seseorang merupakan metoda yang cukup menonjol diterapkan dalam rangka pendekatan manusia terhadap Tuhannya. Alhasil, Tuhan tidak lagi menjadi bayang-bayang ritual kepercayaan sekelompok orang  

atau sekedar simbol pengakuan keberagamaan seseorang. Tuhan menjadi nyata dalam af'alNya (perbuatanNya), dan Tuhan menjadi wujud dalam asma-asmaNya.  Meskipun Dia tetap  tersembunyi dalam ZatNya. 
Dengan demikian akan terpancarlah cahaya Ketuhanan dari jiwa seorang hamba yang telah mencapai derajat muqorrobin, muttaqin, muhsinin, dan sholihin.  Cahaya tersebut akan terus menerangi langkah perjuangannya membina dan membangun umat menuju kepada kebaikan di dunia dan akhirat.
Majlis Dzikir Al-Khudro, berupaya memaknai perjalanan hidup para salafussholeh sedemikian rupa, melalui tausiyah, taklimat, mudzakarah, tadabbur alam, riyadloh, muhasabah, dzikir dan do'a.  Untuk kemudian merefleksikannya dalam hidup sehari- hari sepertimana yang telah dituntunkan oleh para guru majlis.
Keterikatan dan hubungan guru dengan murid begitu kuat dalam upaya menjalankan perintah Allah dan Rasul. Kebersamaan sesama ahli jamaah merupakan kunci keberhasilan mencapai tujuan.  Dengan ilmu dan amal akan membuahkan perilaku sholeh dan bermanfaat bagi diri, keluarga, dan orang lain.
Keluarga dan anak-anak mendapatkan perhatian serius untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan agama, mengingat keluarga merupakan pilar pertama dalam proses tumbuh kembangnya masyarakat.  Baik dan buruknya
Sebuah masyarakat tergantung baik dan buruknya keluarga di lingkungan tersebut.  Sedangkan anak-anak adalah cikal bakal generasi baru yang akan meneruskan jejak langkah generasi sekarang.  Sungguh amat memprihatinkan apabila terjadi pergeseran nilai dan kemunduran akhlak pada anak-anak.  Maka muncullah “Generasi yang terputus” dari akar budaya dan norma para pendahulunya.

Oleh karena itu, Majlis menggalakan kepada para ahli jama’ah untuk melakukan proses ‘pembiasaan’ secara dini bagi anak-anak melalui belajar membaca Al-Qur’an, Sholat berjamaah, tata cara ibadah, pendidikan adab dan akhlak, serta pembekalan akidah yang benar.  Juga yang tidak kalah pentingnya adalah menyampaikan kisah-kisah teladan para Nabi, orang-orang sholeh, dan mereka yang berjasa dalam menegakkan kebenaran.
Untuk melengkapi dan menyeimbangkan proses pembinaan dalam tubuh jama'ah, maka diadakanlah latihan olah pernafasan yang diberi nama "Rajawali Sakti". 
Rajawali Sakti sendiri diambil dari kata Raja = pemimpin, khalifah; wali = pemegang amanah, yang diberi mandat; Sakti = mumpuni, berkemampuan.  Secara harfiah Rajawali Sakti dapat diartikan sebagai sosok "Pemimpin yang berkemampuan untuk mengemban amanah".
Pola latihan yang diterapkan bersumber dari dzikir dan olah pernafasan dengan melakukan jurus-jurus tertentu untuk membangkitkan energi positif dan menetralisir energi negatif yang mengendap dalam tubuh.  Sehingga akan memperoleh keseimbangan sistem energi dalam diri seseorang.
Perpaduan antara dzikir dan olah pernafasan sangat bermanfaat untuk mengaktifkan sistem saraf sensorik (saraf tak sadar) menjadi lebih peka dan membantu mempercepat peroses penyaluran energi positif ke seluruh tubuh.  Hasil yang dicapai dapat dipergunakan untuk mendeteksi energi yang terdapat di alam maupun di tubuh manusia,  juga untuk melakukan terapi penyakit yang diderita seseorang.  Insya Allah.
Selain itu, melalui latihan yang teratur dan terarah akan menyelaraskan sistem kontrol pada syaraf pusat yang berfungsi sebagai pengendali  hormon-hormon yang berada di otak manusia.

Dengan demikian, orang yang telah menjalani latihan ini cenderung memiliki emosi yang lebih stabil, tenang, hati-hati, teliti, lebih fokus, mudah konsentrasi (khusyu), pikiran lebih tajam dan cerdas.
Berkaitan dengan faktor psikologis (kejiwaan), akan menumbuhkan rasa percaya diri, optimis, tidak mudah putus asa, semangat, dan merasa bahagia.
Dan yang lebih penting dari itu semua, kekuatan dzikir yang diolah melalui gerak jurus Rajawali Sakti, dapat memberikan shock terapi bagi orang yang memiliki penyakit batin (sifat– sifat mazmumah) seperti; pendendam, hasud, dengki, sombong, ujub, ria, takabur, sum’ah dan sebagainya.  Sebaliknya akan tumbuh benih– benih sifat mahmudah seperti; sabar, rendah hati, ridlo, qona’ah, tawakal, dan sifat-sifat terpuji lainnya.
Kendati begitu, benih sifat yang baik tadi harus terus dipupuk dengan dzikrullah dan disiram dengan nasehat serta tausiyah agama.  Agar tumbuh secara normal dan berkembang secara wajar menurut syariat yang telah ditentukan oleh Allah SWT, yang pada gilirannya akan berbuah amal sholeh.   
Rajawali Sakti, sebagai sebuah olah gerak memiliki jurus-jurus tertentu yang unik dan sederhana, juga mudah untuk diikuti dan dipraktekan oleh segala macam kelompok usia, mulai dari anak-anak sampai orang yang lanjut usia.  Hanya metoda pelatihannya saja yang berbeda.
Rajawali Sakti memiliki 10 (sepuluh) jurus, semuanya berasal dari dzikir Asmaul Husna (Nama-nama Allah yang baik) yang muncul secara kontemplatif (spontan pada saat dzikrullah).  Oleh karena itu, kesepuluh jurus tersebut mengandung makna dan falsafahnya masing-masing, yang lebih dikenal dengan sebutan “Falsafah jurus Rajawali Sakti”.

Mukadimah :
۩ Dengan Asma Allah niat dalam hati, mengawali segala hal. Memusatkan rasa pada Dzat Yang Maha Tunggal, agar yang ada dalam diri menjadi tiada dan yang ada hanya Allah ‘Azza Wajalla. (Konsep : Niat).
Jurus I :
۩ Tarik segala nilai-nilai dan sifat-sifat yang baik dari ayat-ayat Allah, masukkan dalam jiwa dan rasakan segala yang ada.  Kemudian keluarkan segera nilai-nilai dan sifat-sifat buruk yang ada dalam diri, dengan penuh kesungguhan hati.
(Konsep : Mujahadatunnafsi).
Jurus II :
۩ Singkirkan dan jangan hiraukan segala godaan dunia yang akan kembali mengotori jiwa.
(Konsep : ‘Iffah)
Jurus III :
۩ Tetap teguh dalam sikap dan pendirian ketika melangkah ke depan, walau rintangan menghalangi jalan.
(Konsep : Istiqomah).
Jurus IV :
۩ Bersikaplah halus dan hati-hati dalam menghadapi berbagai persoalan, namun tegas dalam mengambil keputusan.
(Konsep : Muroqobah).

Jurus V :
۩ Hadapi segala rintangan yang datang dari kiri dan kanan dengan penuh keyakinan.  Kemudian jadikan rintangan sebagai kekuatan.
(Konsep : Saja’ah).
Jurus VI :
۩ Hidup haruslah punya cita-cita dan keinginan.  Hidup haruslah punya tujuan.  Terbang ke langit itulah Ma’rifat kepada Allah.  Tapak di bumi itulah tugas sebagai Hamba dan Khalifah.
(Konsep : Ibadah).
Jurus VII :
۩ Junjung tinggi akhlakul karimah, jadikan ia sebagai bekal pengiring langkah, agar kaki tidak goyah.
(konsep : Akhlak).
Jurus VIII :
۩ Bedah rongga dada dengan segera, agar terbuka pintu-pintu rahasia dan mendapatkan Hikmah.
(Konsep : Hidayah).
Jurus IX :
۩ Jangan biarkan dosa dan kemungkaran menguasai jiwa, hancurkan dengan Taubatannasuha.
(Konsep : Taubat).

Jurus X :
۩ Tujuan telah ditentukan.  Jalan telah ditetapkan.  Dan bekal telah disiapkan. Maka amanah akan segera ditunaikan.  Insya Allah. Amiin.
(Konsep : Amanah).
Khotimah :
۩ Kembali meneliti dan merenungi diri.  Sudahkan Tugas dijalankan dan Amanah ditunaikan ? Bahkan apa yang dirasakan belum cukup jadi jaminan bahwa jalan hidup sudah aman.  Karena boleh jadi ada yang tertinggal.  Dengan Do’a dan Permohonan kepada Allah Yang Maha Rahman, “Sang Rajawali Sakti” akan kembali untuk mengabdi dan berbakti kepada Ilahi.
(Konsep : Muhasabah dan Do’a).
Tanbih : Konsep Ikhtiyar dan Tawakal berlaku pada setiap keadaan.

Falsafah Rajawali Sakti tersebut merupakan rambu-rambu sikap lahiriah dan batiniah yang menjadi patokan dalam memahami nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan pada setiap anggota Rajawali Sakti.  Dengan demikian, Perguruan Rajawali Sakti selain melatih fisik agar memiliki kemampuan pembangkitan dan penyaluran (transfer) energi positif, juga mengolah kesadaran dan naluri kemanusiaan untuk lebih cenderung kepada hal-hal yang bersifat ‘baik’, benar, bermanfaat, dan berbudi luhur.
Kemunculan Falsafah Rajawali Sakti terjadi pada Tahun 2003. persisi setelah berjalan 1(satu) tahun latihan jurus  yang timbul pada tanggal 27 Rajab 1425 H atau Tahun 2002.  Jadi  dalam hal ini, Rajawali Sakti lebih dulu ada sebelum Majlis Dzikir Al-Khudro.
Sehingga ditetapkanlah Milad Majlis Dzikir Al-Khudro tanggal 1 Muharram, sedangkan Milad Rajawali Sakti setiap tanggal 27 Rajab.

Bulan Rajab memiliki nilai historis tersendiri bagi Al-Khudro dan Rajawali Sakti, mengingat langkah penelusuran sejarah perjuangan ulama– ulama Banten kami awali di bulan ini, dengan ziarah ke makam Syekh Mas Khaer di kp. Bengkeng Desa/Kec. Curug Kota Serang selama 4 malam berturut-turut.  Baru setelah itu diteruskan ke tempat-tempat yang telah kami tuliskan di atas.
Kemudian setelah berjalan 1(satu) tahun, atas ijin dan restu dari guru kami Syekh KH. Maujud bin Syekh KH. Astari Cakung-Balaraja, maka berdirilah Perguruan Rajawali Sakti yang pengukuhannya dilaksanakan di Majlis Dzikir Rubatul Qur’an Cakung.
Keberadaan majlis dan perguruan tidak terlepas dari bimbingan dan tuntunan para guru (mursyid) serta do’a restu orang tua kami, baik sebelum maupun sesudah majlis dan perguruan itu berdiri. Mereka adalah orang-orang yang sangat berjasa dalam perjalanan hidup kami.  Sebagian diantara mereka tidak sempat menyaksikan kehadiran majlis dan perguruan ini, karena telah lebih dahulu pulang kerahmatullah.  Namun ilmu, tarbiyah, dan wasiat mereka tetap menjadi rujukan.  Mereka itu adalah Syekh KH. Muhammad Akhyar bin Syekh KH. Muhammad ’Isa Labuan-Banten (kakek penulis, membimbing ilmu Al-Qur’an dan hikmah); Abuya Ashari Muhammad Malaysia (Beliau membimbing pengamalan ilmu tasawuf); KH. Muhammad Subadri Panimbang-Banten (Beliau memperkenalkan ilmu tarekat).
Sedangkan mereka yang mengetahui secara langsung majlis dan perguruan ini adalah Syekh KH. Maujud bin Syekh KH. Astari Balaraja– Banten ( Beliau banyak memperkenalkan dan membimbing ilmu syariat, tarekat, hakekat, dan ma’rifat); Abuya KH. Mufasir Padarincang-Banten (Beliau banyak memberi  wasiat-wasiat sufiyah); KH. Uci Sanusi Menes-Banten (Beliau memberi bekal dan membimbing ilmu hikmah).  Dan salah seorang guru yang namanya tidak dapat dituliskan di sini.

Ketujuh orang tersebut merupakan guru (mursyid) bagi majlis dan perguruan, sehingga dalam istilah kami mereka sering disebut sebagai Wong Pitu ”  (orang tujuh).  Semoga Allah SWT meninggikan derajat dan memberi kemulyaan kepada mereka sebagai mana Allah telah memulyakan para Auliyaullah dan para Sholihin. Alfatihah…….. Amiin.
Sebutan “Wong Pitu”, terhadap mereka sebagai sosok yang dihormati, dimaksudkan untuk mengenang dan mengenal silsilah perjuangan dakwah Islam, asal mula sampainya ilmu kepada kami, serta bentuk mahabbah kepada guru (mursyid) yang telah bersungguh-sungguh mendidik, membimbing, dan mengarahkan kami pada jalan menuju keridloan Allah SWT.  Ketulusan dan sikap tanpa pamrih mereka, menuntun kami untuk lebih memahami tentang arti pentingnya keikhlasan dalam menunaikan perintah Allah dan Rasul.
Sampai akhirnya kami menemukan ciri-ciri yang dimiliki oleh “Wong Pitu” sebagai berikut :
1. Tawadlu (rendah hati)
2. Tulus dan tanpa pamrih
3. Ta’at dan setia
4. Berani membela yang haq (kebenaran)
5. Berlaku lurus (istiqomah)
6. Rajin beribadah
7. Murah hati (dermawan)
8. Pemaaf (mudah memaafkan kesalahan orang lain)
9. Kuat pendirian (teguh)
Ciri-ciri tersebut menjadi tolak ukur bagi anggota majlis dan perguruan dalam bersikap dan berprilaku sehari-hari, sekaligus sebagai cermin dalam upaya mengenal diri sendiri.

Upaya pengenalan diri menjadi hal yang niscaya di majlis dan perguruan.  Anggota jama’ah dibimbing dan diarahkan agar mengenal sifat-sifat mahmudah (terpuji) yang harus menjadi karakter terbaiknya.
Serta mengetahui dengan jujur sifat-sifat mazmumah (tercela) yang mesti dikikis terus menerus dan sungguh-sungguh sehingga secara bertahap keburukan yang ada pada dirinya menjadi berkurang.  Kemudian muncullah pribadi-pribadi muslim mandiri yang mencintai kebenaran, dapat membedakan antara haq dan batil, memiliki komitmen, berpendirian teguh, yakin, istiqomah, sabar, dan tawakal.  Serta tetap menjaga hak-hak Allah dan Rasul, hak mahluk, juga mampu memelihara hak insaniyah secara seimbang.
Dalam batas minimal yang dapat dimaklumi— dengan tidak mengabaikan segala kelemahan dan kekurangan yang pasti ada pada setiap manusia— maka akan tumbuh jati diri yang dikehendaki, sebagai sosok pengemban amanah, penyebar salamah, penebar manfaah untuk kemaslahatan umat manusia.
Tidak berlebihan jika kami selalu berdo’a dan berharap, agar hidup kami berguna bagi diri, keluarga, masyarakat, dan umat manusia secara keseluruhan.  Amiin.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan harapan majlis bermanfaat bagi lingkungan, maka kami melaksanakan kegiatan pengajian ibu-ibu setiap hari rabu sore, dengan materi : membaca dan memahami isi Al-Qur'an, aqidah akhlak, fiqih, dan tasawuf.
Peran seorang ibu dalam pandangan Islam menduduki tempat terhormat dan menentukan keberhasilan pendidikan di keluarga.  Mengingat kedekatan psikologis  ibu terhadap anak, memungkinkan pesan-pesan agama  relatif lebih mudah tersampaikan.
Selain itu, dari tangan istri sholehah akan membentuk keluarga yang sakinah dan anak-anak yang sholeh serta berbakti.
Itulah salah satu alasan pentingnya ilmu agama diberikan pada kaum perempuan.

Sebagai bukti banyak anak-anak yang baik dan berhasil dalam kehidupannya berasal dari keluarga yang dibina atas landasan agama.  Bahkan seorang istri yang ditinggal mati suaminya akan lebih mampu mendidik anak-anaknya ketimbang seorang suami yang ditinggal mati istrinya.
Sungguh berat tugas seorang ibu yang mempunyai anak yatim.  disatu sisi ia harus memenuhi kebutuhan keluarganya, disisi lain ia mesti mengurus rumah tangga.
Menyadari akan hal itu, majlis telah memprogramkan kegiatan berupa santunan untuk anak yatim dan para janda.  Terutama bagi mereka yg berada di perkampungan sekitar majlis.   Dana untuk kegiatan tersebut diperoleh dari jama'ah dan para donatur yang memiliki kepekaan sosial terhadap kehidupan  fakir miskin dan anak yatim. Semoga Allah SWT melipat gandakan pahala untuk para dermawan tersebut.  Amiin.
Kemudian untuk lebih meningkatkan peran majlis dan perguruan ini ditengah- tengah masyarakat, juga sebagai upaya pembenahan dari segi kelembagaan agar dapat berkiprah secara luas membangun kehidupan berbangsa dan bernegara serta agama, maka pada Tahun 2008 dibentuklah YAYASAN AL-KHUDRO RAJAWALISAKTI dengan Akta Notaris Musawamah,SH nomor 03 Tahun 2008; sekaligus didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Ham untuk mendapatkan pengesahan dengan SK Menhum dan Ham nomor AHU-1662.AH.01.02. Tahun 2008.
  
Dalam rangka mewujudkan cita-cita perjuangannya Yayasan Al-Khudro Rajawalisakti mempunyai tujuan :
1. Sebagai tempat atau wadah bagi Umat Islam yang ingin memperbaiki diri.
2. Menjadikan dzikir dan fikr sebagai metode pendekatan,   pencapaian ma’rifat, dan mahabbah kepada Allah SWT.
3. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
4. Menjalin silaturahim dan ukhuwah Islamiyah dengan berbagai elemen masyarakat.
5. Menggali dan menyatukan potensi Umat Islam agar lebih berdaya guna dan berhasil guna bagi kepentingan bersama.
6. Menimbulkan suasana damai, aman, dan tenteram bagi lingkungan sekitarnya.
7. Membangun rasa kebersamaan dan persaudaraan.
8. Menjadi motivator  dalam upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA).
9. Menggalang sikap peduli sosial dan peduli pada sesama.
10. Ikut serta melakukan pemberdayaan umat dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan sesuai ajaran Islam dan aturan yang berlaku.
  
Langkah membentuk yayasan dengan tujuan seperti tertulis di atas, semakin memperkuat kedudukan majlis dan perguruan dari segi legalitas formal lembaga, karena setelah menjadi yayasan cakupan dakwah Islamiyah dapat menjangkau di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Sehingga pada Tahun 2010, tepatnya pada tanggal ….. Desember 2010 atau 1 Muharram 1432 H, diresmikanlah Cabang Majlis Dzikir Al-Khudro di Kp. Babakan Kembang Desa Ciburial Kec. Cimanggu/Cibaliung Kab. Pandeglang.
Melalui Majlis Dzikir Al-Khudro ini, semoga kita akan memperoleh taufik untuk sering menyebut nama Allah Yang Maha Suci dengan ikhlas.  Semoga pada suatu saat nanti, ketika hanya amalan yang dapat menyelamatkan seseorang, maka majlis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, sebagai bekal di akhirat.
Kemudian, kami ucapkan terima kasih—semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmatNya- kepada semua ahli jama’ah dan keluarganya serta pihak–pihak baik perorangan maupun atas nama lembaga/organisasi yang telah membantu mewujudkan visi dan misi majlis dalam rangka tegaknya syiar dan dakwah Islam menuju masyarakat marhamah, sejahtera lahir dan batin, serta Baldatun Toyyibatun Wa Robbun Ghofur.
Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan para penerus perjalanan Majlis Dzikir Al-Khudro.  Hanya kepada Allah-lah kami memohon ampun dan berserah diri.
Hasbunallahu wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’mannatsiir. Wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil’adhiim.
Hadanallahu wa iyyakum ajma’iin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Serang,      Muharram  1432 H.                                                                 
         Alhaqir wal Faqir


         Lukmanul Hakim        



4 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Wr.Wb. Salam hormat. Saya sangat mengapresiasi blog ini, dan sangat perlu untuk disebarluaskan dalam rangka Dakwah Islamiyah dengan muatan spirit kedirian yg sangat baik. Dan hal ini menjadi sangat penting bagi generasi2 penerus bangsa. Hormat Saya. Anas Nasrullah. Jl.Kemenyan Rt.008/05. No.117 Ciganjur.Jagakarsa Jakarta-Selatan. 12630. [081213445009/087781811000].

    BalasHapus
  2. Siapakah syekh abdurahman (patih gula geseng) itu?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum
    Tentang makom keramat yg ada di pandeglang Syekh KH Muhammad Akhyar
    Apakah ada silsilahnya..
    Teimakasih
    Wassalamualaikum
    Wa 082115123939

    BalasHapus